Kondisi seseorang yang bisa melihat peristiwa masa depan atau sesuatu yang belum terjadi disebut dengan 'Extrasensory Perception' atau ESP. Sebagian orang mungkin berpikir hal tersebut berawal dari mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan atau memiliki firasat tertentu.
Seperti dikutip dari Healthland.Time, kondisi ini menimbulkan ketertarikan tersendiri bagi banyak orang terutama ilmuwan.
Tapi penelitian psikologi dalam skala besar menemukan hasil bahwa orang yang bisa melihat masa depan (extrasensory perception/ESP) adalah nyata.
ESP adalah indra khusus diluar penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa. Tidak seperti indra biasa lainnya, ESP memiliki jangkauan yang hampir tidak terbatas dan terutama dialami oleh pikiran dibanding sensasi tubuh.
Hasil ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Profesor Cornell. Studi ini dilakukan lebih dari satu dekade dengan melibatkan lebih dari 1.000 mahasiswa. Partisipan diminta untuk menebak gambar di balik tirai yang menyembunyikan suatu foto.
Istilah ESP ini diciptakan pada tahun 1934 oleh profesor JB Rhine dari Duke University, ia merupakan ilmuwan pertama yang melakukan penelitian mengenai paranormal di laboratorium universitas.
Para ahli memiliki teori, mendefinisikan ESP adalah energi yang bergerak dari satu titik ke titik lainnya. Biasanya energi ini berbentuk gelombang elektromagnetik seperti cahaya, radio dan energi X-ray.
Seperti dilansir Howstuffworks, kemampuan ESP ini merupakan gabungan dari berbagai kemampuan yang berkenaan dengan indra atau fenomenal lainnya.
ESP sendiri ada beberapa jenis yaitu:
1. Telepati, kemampuan untuk membaca pikiran orang lain.2. Clairvoyance, kemampuan untuk 'melihat' kejadian atau objek yang terjadi di tempat lain.
3. Precognition, kemampuan untuk melihat masa depan.etrocognition, kemampuan untuk melihat masa lalu yang jauh.
4. Mediumship, kemampuan untuk menyalurkan roh-roh orang yang sudah meninggal.
5. Psikometri, kemampuan untuk membaca informasi tentang seseorang atau suatu tempat dengan menyentuh benda fisik.
Sumber :
detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar